![]() |
KH. Achmad Abdul Hamid, Kendal. |
Di kalangan masyarakat luas, apalagi nahdliyin, tentu tidak asing dengan kalimat penutup ceramah, pidato, atau pengajian, yang berbunyi “Wallahul muwaffiq ila aqwamit thariq”. Kalimat ini juga dipakai dalam surat-menyurat khas warga NU sebelum salam penutupan. Arti harfiahnya kurang lebih, “Allah adalah Dzat yang memberi petunjuk ke jalan yang selurus-lurusnya.”
Siapakah pencetus dari kalimat khas tersebut?
Kalimat ini diciptakan oleh KH. Achmad Abdul Hamid dari Kendal, Jawa Tengah. Sebelum menciptakan kalimat khas ini, Kyai Achmad, demikian panggilannya sehari-hari, telah menciptakan istilah "Billahit taufiq wal-hidayah". Namun, karena Billahit taufiq wal hidayah kemudian digunakan oleh hampir semua kalangan umat Islam, maka ia merasa kekhasan untuk orang NU tidak ada lagi. Untuk itu, ia menciptakan istilah baru, Wallahul muwaffiq ila aqwamit thariq, yang dirasa agak sulit ditiru oleh kalangan di luar NU.
KH. Achmad Abdul Hamid adalah salah satu ulama karismatik di Jawa Tengah. Ia merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah dan Imam Masjid Besar Kendal. Karena peran dan ketokohannya, masyarakat Kendal menyebutnya sebagai “Bapak Kabupaten Kendal”.
Kiprah Kyai Achmad di lingkungan NU dimulai dari tingkat daerah sampai PBNU. Beberapa posisi penting di NU yang pernah didudukinya adalah Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Kendal; Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah; Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah (dengan Katib KH. Sahal Mahfudz), dan terakhir sebagai Mustasyar PBNU.
Kyai Achmad termasuk sangat produktif menulis dan menerjemahkan kitab-kitab. Kitab-kitabnya umumnya ditulis dalam bahasa Jawa dengan tulisan Arab Pegon. KH. Ahmad Abdul Hamid wafat pada 14 Februari 1998 / 16 Syawwal 1418 H. Semoga amal dan ibadah beliau dibalas dengan kebaikan yang berlimpah oleh Allah Swt.